Powered by Blogger.

Saturday, April 5, 2014

Keanekaragaman Makhluk Hidup

     Keanekaragaman makhluk hidup merupakan ungkapan pernyataan terhadap berbagai macam keragaman bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat dari berbagai tingkatan persekutuan makhluk yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan genetik.
     Ekosistem adalah suatu satuan lingkungan yang terdiri dari unsur-unsur biotik ( jenis-jenis makhluk hidup ) dan abiotik, yaitu faktor-faktor fisik ( iklim, tanah, air ) dan kimia ( keasaman dan sanilitas ) yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Ekosistem terdiri atas perpaduan berbagai jenis dengan berbagai macam kombinasi lingkungan ( fisik dan kimia ) yang beraneka ragam. Jika komponennya berbeda, ekosistem yang dihasilkan akan berlainan pula. Indonesia paling tidak mempunyai 40 tipe ekosistem alam yang khas.
     Jenis merupakan satu-satuan organisme yang dapat dikenal dari bentuk dan penampilannya. Terdiri dari pengelompokan populasi. Gabungan individu yang saling berkawin sesamanya secara bebas untuk menghasilkan keturunan yang menyerupai. Kelompok individu yang tidak berkembangbiak secara kawin, misalnya pada jenis mikro biota.
     Genetik adalah pengatur kebakaan yang bertanggung jawab dalam penurunan sifat dari kedua induk kepada anak-anaknya. Keanekaragaman genetik menunjukan keanekaragaman di dalam satu jenis yang diukur oleh variasi gen.

Tuesday, April 1, 2014

Proses Pencakokan Tanaman


            Langkah pencangkokan sampai penanaman bibit memerlukan beberapa proses pencangkokan, proses pembibitan dan proses penanaman.


1.     Proses pencangkokan

a.     Menyiapkan peralatan dan bahan
-  Peralatan yang di butuhkan untuk mencangkok yaitu pisau, gunting atau cutter yang tajam.
-  Media cangkok yang di butuhkan bahan pembungkus cangkokan yaitu ijuk, sabut kelapa, karung goni, zak plastik atau kantong plastic kemudian dibutuhkan tali raffia, benang kasur dll

b.     Memilih ranting atau batang
-        Ranting atau batang yang akan di cangkok harus berukuran paling kecil kira – kira 1 cm – 5 cm.
-        Ranting dan batang yang akan dicangkok tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.
-        Memilih ranting yang sehat dan tidak memiliki jamur atau serangan hama dan bakteri.
-        Memilih ranting yang lurus unutuk mempermudah proses pencangkokan.

c.      Mengupas kulit kayu
-        Sebelum mencangkok sebaiknya di adakan sayatan pada ruasnya.
-        Sayatan kulit kayu dipastikan meingkar.
-        Lakukan secara perlahan saat menyayat kulit kayu jangan sampai melukai atau merusak jaringan kayunya.
-        Sayat atas dan bawah dengan jarak 4 cm di bawah sayatan atas. Kemudian kupas kulit kayu secara hati-hati supaya mendapatkan hasil yang baik.
-        Agar aliran zat atau sari-sari makanan dari daun ke bagian pohon yang lain sehingga sari-sari makanan makanan akan menumpuk di bagian sayatan dan merangsang pertumbuhan akar.

d.     Memberian tanah pada batang
-        Pada ranting yang sudah di sayat kemudian tempelkan tanah yang sudah di beri pupuk kandang mengelilingi ranting batang yang akan di cangkok.

e.     Membungkus cangkokan
-        Pada ranting atau batang yang sudah di tempelkan tanah kemudian di beri plastic atau kain goni. Setelah itu ikat plastic atau kain goni melingkar di bagian bawah setelah itu bagian atas di ikat melingkar.

f.       Memotong atau memisahkan dari pohon induk
-        Cangkokan dapat di potong setelang tumbuh akar yang memenuhi bagian cangkokan. Pemotongan dapat di lakukan menggunakan pisau gergaji atau alat potong yang tajam.
-        Daun dan ranting pada batang cangkokan sebaiknya dikurangi sehingga tidak terlalu banyak penguapan.
-        Tali yang membungkus cangkokan dibuka secara pelan-pelan dan di usahakan media tanah tidak lepas dari cangkokan sehinga akar tidak rusak.

g.      Meletakan pada pot
-        Batang cangkokan yang sudah di potong dan sudah di buka bungkusnya lalu ditanam pada media tanam yang sudah di persiapkan sebelumnya. Namun untuk menghindari kegagalan tanam, sebaiknya ditanam pada polybag atau kantong plastic yang tebal dan di letakan di tempat yang aman atau dapat juga di letakan dibawah pohon besar yang rindang dan terlindung dari sinar matahari langsung. 

2.     Proses pembibitan

a.      Menyiapkan alat dan media
-        Polybag atau kantong plastic
-        Kompos
-        Pasir
-        Gergaji
-        Tanah gembur
-        Air 

b.     Penyemaian
-        Cangkokan di taroh di polybag yang telah di isi tanah yang sudah di campur dengan pupuk dan sedikit pasir.
-        Taroh tanaman di tempat yang lembab karena akar masih lemah. 

c.      Penyiraman
-        Dalam penyemaian cangkokan perlu di siram setiap hari dan slalu di periksa pertumbuhannya dan kemungkinan terserang hama.
-        Sebaiknya penyiraman di ambil dari air sumur atau air sungai dan bukan dari air pam.

d.     Pemupukan
-        Bibit cangkokan perlu di beri pupukagar terhindar dari hama dan penyakit.
-        Dan penyemprotan dengan obat hama tanaman

e.     Pemberantas hama
-        Pemberantasan hama dan penyakit sangat diperlukan untuk menjaga kenormalan pertumbuhan.
-        Pemberantasan hama penyakit dapat menggunakan insektisida atau fungisida secara mekanik.
-        Pemberantasan hama dapat dilakukan dengan tangan atau alat pemberantas hama.

f.       Pemindahan
-        Sekitar 1 bulan bibit cangkokan dapat di pindahkan ke lahan yang sudah dipersiapkan.
-        Diperrsiapkan lubang kira-kira 40 cm x 40 cm x 40 cm.
-        Jarak antara batang tanaman hendaknya disesuaikan dengan jarak tanam pada tanaman yang bersangkutan.

3.     Proses penanaman

a.     Membuat lubang tanaman
-        Kemdian pada lubag dibiarkan selama beberapa saat agar terkena sinar matahari secara langsung dan udara dapat masuk padda pori-pori tanah.
-        Dalam pembuatan lubang sebaiknya bagian atas di pisahkan dengan tanah bagian bawah.
-        Tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang kemudian aduk secara merata
-        Tanah bagian bawah tetap di bawah dan tanah di atas tetap di atas an jangan sampai terbalik.

b.     Penanaman
-        Polybag dibuka dan dibuang terlebih dahulu. Bibitnya di tanam sedalam tanah bagian atas atau sejajar dengan permukan tanah lahan.
-        Penanaman sebaiknya dilakukan pada saat musim penghujan.

c.      Penyemaian
-        Setelah di tanam sebaiknya tanaman di siram setiap hari.
-        Saat melakukan penyiraman seebaiknya dicampur menggunakan pupuk bio-organik supaya pertumbuhan akar dan tunas cepat. 

d.     Pemangkasan
-        Setelah penyangkokan tumbuh besar atau berbunga atau setelah beerumur satu setengah tahun, cabang atau rantingnya yang jelek di pangkas.
-        Agar memberi ruang gerak ranting pada saat berbunga.
-        Agar pertumbuhan tanaman lebih cepat  

e.     Pemberantas hama dan penyakit
-        Pemberantasan hama dan penyakit seharusnya dilakukan secara rutin  dengan waktu yang teratur
-        Penyemprotan hama dan penyakit sebaiknya dilakukan secara menyeluruh pada bagian tanaman.


Monday, March 31, 2014

Gejala Alam Abiotik dan Biotik



A.      Pengertian Biotik dan Abiotik

       Lingkungan dibedakan menjadi 2 komponen yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Lingkungan didalamnya meliputi mahluk hidup disebut komponen biotic. Lingkungan yang didalamnya tidak memiliki cirri hidup disebut sebagai komponen abiotik .

1.    Komponen Biotik 

        Komponen biotik meliputi seluruh organize hidup dan ekosistem. Komponen ini dibedakan berdasarkan fungsi yaitu :
·       Produsen yaitu seluruh organise yang mampu melakukan fotosintesis, antara lain tumbuhan, bakteri, dan gangga hijau.
·       Konsumen  yaitu organise yang memakan organism lain. Konsumen dibedakan menjadi dua golongan yaitu konsumen primen dan konsumen sekunder. Yang termasuk komponen primer adalah hewan pemakan tumbuhan ( produsen ), disebut juga sebagai herbivora. Konsumen sekunder adalah hewan pemakan herbivore.
·       Dekomposer yaitu organisme pemakan produsen dan konsumen yang telah mati.

2.     Kompnen Abiotik

        Komponen abioik meliputi seluruh aspek yang tidak hidup dalam suatu komunitas. Komponen ini terdiri atas factor-faktor geologi, antara lain, batuan dasar, permukaan tanah, cuaca dan iklim kondisi perairan dan lautan serta kondisi atmosfer.